detik waktu semakin bergulir
Jakarta- . Pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terus bergulir. Terbaru, bukti petunjuk CCTV telah ditemukan Polri. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan dengan bukti petunjuk CCTV ini dapat menjadi titik terang kasus polisi tembak polisi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Yoshua.
Takterbayangkan betapa panasnya yang dirasakan pria itu. Namun ia berprinsip semakin banyak keringat yang keluar, semakin cepat berat badan turun. Ia melakukan lompat tali sebanyak 3 jam. Lalu untuk menunjukkan jumlah keringatnya, ia melepas semua baju yang dipakai dan memeras pakaian dalamnya. Terlihat banyak air keringatnya yang jatuh ke lantai.
Detik Yang Bergulir" Detik bergulir menit berlalu Waktu berjalan tak dirasa Disini aku Masih terpaku Jalanan panjang telah terlewati Batang usia semakin tinggi Namun tetap Masih semu masa mendatang Impian hidup mulai mengabur asa melemah seiring waktu Karen nyatanya semua sama Usaha mungkin masih dilakukan Harapan mungkin masih digantungkan
FBdan IG Jadi Mirip TikTok Bikin Mark Zuckerberg Terlihat Plin-plan. Foto: AP/Eric Risberg. Jakarta -. Pernahkah anda melihat postingan dari akun yang tak dikenal muncul di timeline Facebook dan Instagram? Tahun depan, postingan semacam itu bakal makin berseliweran di timeline anda. Hal ini diakui oleh CEO Meta -- induk Facebook dan Instagram
DiberitakanTravel+Leasure, Jumat (18/3/2022) Barack Obama meluncurkan proyek terbarunya yang menyoroti taman nasional di seluruh dunia dalam dokumenter berjudul 'Our Great National Park'. Seri dokumenter ini tayang perdana pada 13 April dan bergulir dalam lima seri. "Di seluruh dunia, semakin terisolasi taman nasional, semakin tidak biasa
Mann Mit Grill Sucht Frau Mit Kohle Shirt. Home Fenomena Alam Jum'at, 24 Desember 2021 - 0702 WIBloading... Bumi berputar cepat, ilmuwan pastikan Waktu akan berubah A A A LONDON - Tak hanya Bumi berdenyut, terungkap Bumi berputar lebih cepat daripada sekitar 50 tahun yang lalu dan jika itu terus terjadi, maka lamanya waktu dalam sehari bisa ilmuwan di Inggris UK menyatakan satu detik mungkin perlu 'dihapus' dari jam atom yang merupakan pencatat waktu dunia. Baca Juga Seorang ilmuwan Laboratorium Fisika Nasional Inggris, Peter Whibberley telah memperingatkan bahwa jika laju rotasi meningkat lebih cepat, kontrol momen mungkin perhitungan ilmiah, pada setiap hari, bumi mengandung detik tetapi rotasinya tidak atom sangat akurat dan mengukur waktu melalui pergerakan elektron dalam atom. Sebelum ini tidak pernah ada penghapusan detik atau detik dari jam atom sejak ditemukan pada berputar 420 kali setahun sejak jutaan tahun yang lalu tapi sekarang berputar 365 kali Bumi saat ini diperkirakan mencapai 4,54 miliar tahun. Tanda-tanda kepunahan massal sudah ada di depan mata karena usia bumi semakin tua. Mulai dari punahnya satwa, tumbuhan, hingga mencairnya gunung es dan Ritzwoller, seismolog di University of Colorado Boulder, baru-baru ini mengatakan kepada Discover Magazine bahwa begitu mereka melihat data mahasiswa pascasarjana Greg Bensen, ia dan peneliti Nikolai Shapiro tahu ada yang aneh dengan denyut nadi yang mulai bekerja, menganalisis blip dari setiap sudut yang memungkinkan, menganalisis data, memeriksa instrumen mereka, dan bahkan melakukan triangulasi sumber denyut nadi ke lokasi di Teluk Guinea, lepas pantai barat Afrika. kiamat bumi sekarat bumi berdenyut bumi berdenyut 26 detik sekali sains Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu 5 jam yang lalu 7 jam yang lalu 7 jam yang lalu
Jakarta - Tahun 2024 mendatang mungkin akan menjadi tahun yang paling melelahkan bagi penyelenggara pemilu dan seluruh aktor politik. Penyelenggaraan pemilu nasional yang hampir berbarengan dengan pemilu lokal sudah pasti bakal menguras tenaga, pikiran, dan modal yang tidak sedikit. Meski tidak dilaksanakan bersamaan dalam satu hari, pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak dalam tahun yang sama merupakan catatan sejarah baru bagi politik demokrasi di Indonesia. Jika dihitung dari sekarang, maka penyelenggara memiliki deposit waktu tidak kurang dari tiga tahun untuk menyiapkan seluruh tahapan. Waktu terus berjalan, namun silang pendapat antara penyelenggara, pemerintah dan DPR perihal penentuan hari pencoblosan hingga kini belum menemukan kata adanya satu kata antara pemerintah dengan penyelenggara tidak lepas dari perbedaan pandangan menyangkut skema hari pemungutan suara serta durasi tahapan pemilu. KPU merancang agar pemilu diselenggarakan pada 21 Februari 2024, sedangkan pilkada pada 27 November 2024. Dalam rapat dengar pendapat terakhir, pihak pemerintah melalui Mendagri mengungkapkan ketidaksepakatannya dengan usulan KPU; pemerintah menginginkan agar pemilu dilaksanakan pada April atau Mei 2024. Dari skema yang diusulkan oleh KPU, terdapat jeda waktu 10 bulan antara pemilu nasional dengan pemilu lokal. Dengan memajukan pelaksanaan pemilu pada Februari 2024, maka implikasi teknisnya adalah tahapan pemilu otomatis juga ikut maju, sehingga hal inilah yang menjadi dasar KPU meminta tambahan waktu lima bulan lebih banyak dari tahapan pemilu sebelumnya yang hanya berjalan 20 bulan. Apabila durasi tahapan yang diajukan oleh KPU disetujui, maka dapat dipastikan start tahapan bakal bergulir sejak Januari 2022, dan sejak itulah seluruh entitas politik di Indonesia akan mulai bergerak sesuai dengan kepentinganya masing-masing. Bagi para aktor politik, bunyi peluit pertanda babak awal tahapan dimulai sudah pasti akan direspons dengan berbagai bentuk konsolidasi dan aksi penggalangan pada pengalaman Pemilu 2019, secara kuantitatif KPU telah berhasil mendorong angka partisipasi yang lebih baik dibandingkan pemilu sebelumnya. Bahkan pada hajatan Pilkada Serentak 2020 yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, capaian angka partisipasinya tidak jauh berbeda ketika pemilihan dilaksanakan dalam situasi normal. Menggelar pemilu yang berkualitas sudah pasti memerlukan waktu yang cukup guna mempersiapkan segalanya dengan presisi, apalagi tantangan penyelenggaraan pemilu mendatang berada pada level yang berbeda. Selain menggelar pemilu nasional dan lokal pada tahun yang sama, penyelenggaraannya juga berpotensi dilaksanakan di tengah pandemi permasalahan Pemilu Serentak 2019 harus menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara untuk menapak setiap tahapan Pemilu 2024. Di samping kontestasi yang keras antara dua kutub, Pemilu 2019 juga meninggalkan residu ingatan pilu; saat itu ada ratusan orang petugas TPS yang meninggal dunia akibat rasional, durasi tahapan pemilu memiliki korelasi kuat dengan besaran biaya; semakin panjang durasi tahapan, maka dapat dipastikan biaya pemilu akan semakin besar. Menyangkut biaya Pemilu 2024, KPU telah mengkalkulasi bahwa total biaya yang dibutuhkan adalah Rp 112 triliun lebih, dengan rincian Rp 86 triliun untuk pemilu nasional, dan Rp 26,6 tirliun untuk pemilu lokal. Sungguh sebuah proyeksi angka proyek demokrasi yang fantastis jika sepintas dilihat dari prespektif masyarakat awam. Namun jika dilihat dalam perspektif proses seperti yang pernah dikemukakan oleh Prof. Ramlan Surbakti, maka angka tersebut cukup wajar mengingat pemilu tidak lain adalah proses mobilisasi warga negara dan logistik dalam skala paling besar. Tercatat pada Pemilu Serentak 2019 sebanyak orang terdaftar dalam DPT dan kurang lebih 9 juta orang petugas lapangan terlibat dalam penyelenggaran pemilu. Tidak hanya manusia saja yang dimobilisasi oleh penyelenggara, melainkan juga berbagai perlengkapan pemilihan yang harus didistribusi keseluruh pelosok Digitalisasi Demokrasi Untuk negara yang yang memiliki sejarah demokrasi panjang dan telah teruji dengan model pemberian suara secara konvensional, tidak ada salahnya jika dalam konteks demokrasi yang lebih maju, pemerintah bersama DPR dan penyelenggara pemilu mencoba mengalihkan fokus diskusi dari sekadar menentukan hari pencoblosan, menjadi diskusi progresif yang mengarah pada efisiensi pemilu dengan cara-cara satu misalnya adalah dengan segera merealisasikan gagasan "digitalisasi pemilu", yaitu dengan mendorong pemilihan maupun rekapitulasi secara elektronik. Hal ini sebagaimana yang berhasil dilakukan oleh berbagai negara seperti, Filipina, India, dan Brazil. Negara-negara tersebut telah memakai teknologi sebagai sarana untuk memproses suara pemilih yaitu dengan penggunaan e-voting serta penghitungan secara dengan jumlah pemilih kurang-lebih 70 juta orang telah melaksanakan beberapa jenis pemilihan secara bersamaan, sedangkan dalam dalam proses pemilihannya, Filipina sejak 2010 sudah menerapkan Automated Election System AES. Meskipun tidak sepenuhnya menggunakan Electronic Voting Machines ECM, pengunaan teknologi sangat membantu dalam proses penghitungan suara pemilu di Filipina, dan disisi lain, penggunaan ECM in ternyata juga mampu mendorong peningkatan angka konteks Indonesia, pemilu serentak pertama diselenggarakan pada 2019; pemilu saat itu dilaksanakan untuk memilih presiden dan wakil, anggota legislatif, dan DPD. Pileg memilih 575 anggota DPR, 136 anggota DPD, dan DPRD Provinsi dan Kabupaten. Pada 2024 nanti, pemilu nasional bakal diikuti oleh pilkada untuk memilih 542 kepala daerah provinsi/kabupaten/kota. Pilpres tidak lagi dilaksanakan setelah pileg, melainkan akan dilaksanakan pada hari yang sama. Meski tidak menggabungkan pemilu nasional dan lokal secara bersamaan, namun kompleksitas permasahan yang dihadapi penyelenggara mulai dari TPS hingga pusat berpotensi melebihi apa yang sudah terjadi saat Pemilu 2019. Sehingga salah satu cara ntuk meminimalisir berbagai risiko dan efek samping penyelenggaraan pemilu serentak adalah dengan mendorong terwujudnya demokrasi digital pada setiap lini tahapan Samsul Arif magister Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga mmu/mmu
JAKARTA - Bagaimana jika perasaan bahwa waktu berlalu begitu cepat itu benar? Memang, Bumi telah berputar sangat cepat belakangan. The Jerusalem Post mengutip The Telegraph melaporkan, Bumi sekarang menyelesaikan rotasinya 1,4602 milidetik lebih cepat dari rata-rata detik. Kecepatan rotasi Bumi bervariasi secara konstan karena gerakan kompleks inti lelehnya, lautan dan atmosfernya, serta pengaruh benda-benda angkasa seperti Bulan. Gesekan pasang surut dan perubahan jarak antara Bumi dan Bulan semuanya membuat variasi harian dalam kecepatan planet ini berputar pada porosnya. Bahkan, salju yang menumpuk di pegunungan dan mencair di musim panas dapat mengeser rotasi Bumi. Tanggal 19 Juli 2020 tercatat sebagai hari terpendek sejak pencatatan dimulai pada 1960-an, setelah jam atom yang sangat akurat dikembangkan dan membandingkan panjang hari standar dengan bintang tetap di langit. Hari terpendek sebelumnya tercatat pada 2005. Tapi, sepanjang 2020, ada 28 hari lebih cepat dari rata-rata panjang hari detik. Dan, tahun 2021 bisa menjadi tahun tercepat yang pernah ada, dengan rata-rata hari 0,5 milidetik lebih cepat dari biasanya. Planet ini berputar semakin cepat sehingga jam atom harus menyelaraskan dengan benar dengan dunia yang berputar. Ini akan menjadi yang pertama kalinya satu detik dihapus dari jam global. “Memang benar, Bumi sekarang berputar lebih cepat dari kapan pun dalam 50 tahun terakhir,” kata Peter Whibberley, ilmuwan dan peneliti senior pada kelompok waktu dan frekuensi dari National Physical Laboratory, kepada The Telegraph. “Sangat mungkin, lompatan negatif kedua akan diperlukan jika laju rotasi Bumi semakin meningkat, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah hal ini mungkin terjadi," ujar dia. “Ada juga diskusi internasional yang sedang berlangsung tentang masa depan detik kabisat, dan ada kemungkinan juga kebutuhan akan detik kabisat negatif dapat mendorong keputusan untuk mengakhiri detik kabisat untuk selamanya,” imbuhnya. Pada Minggu 10/1, hari hanya berlangsung 23 jam 59 menit detik. Kemudian, melambat pada Senin 11/1 menjadi sedikit lebih dari 24 jam. Namun, pada 2021, jam atom diperkirakan akan mengakumulasi keterlambatan sekitar 19 milidetik. Selanjutnya Setelah 800 tahun, Jupiter dan Saturnus akan kembali terlihat seperti planet ganda. Kontan/Jerusalem Post Editor Kurniawan Artikel ini telah tayang di dengan judul Tahun 2021 akan Jadi Tahun Tercepat dalam 50 Tahun Terakhir Ini, Editor Eko Sutriyanto
Detik demi detik , menit demi meni, jam demi jam, hari demi hari Berjalan terus tanpa menunggu dan menantikan siapapun Waktu terus bergulir menunggu sang Khalik memberhentikannya Waktu terus bergulir memberi kesempatan umat untuk mengisi dalamnya Waktu yang bergulir adalah wadah dimana kita bisa mengisi dengan hal yang diingini Waktu yang bergulir adalah kesempatan kita untuk mengukir sejarah hidup Waktu yang bergulir adalah pedoman banyaknya ruang yang perlu diisi Waktu yang bergulir adalah petunjuk bagi umat untuk menyadari makin dekatnya dengan sang Khalik Waktu yang bergulir tidak menunggu kita dan siapapun didunia ini Waktu yang bergulir adalah wadah, kesempatan, pedoman dan petunjuk bagi semua pribadi Waktu yang bergulir apakah kita sadari atau kita lewatikan Waktu yang bergulir jadilah sahabat yang mendukung diri mengukir sejarah hidup yang baik. By Ibu Linawati Agustus 2022 DISCLAIMER Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini. Laporkan Penyalahgunaan
detikBaliSabtu, 26 Nov 2022 0418 WIB Gianyar Berawan, Cek Prakiraan Cuaca Bali 27 November 2022 Cuaca Bali Minggu 27 November 2022 diprediksi berawan hingga berpotensi hujan ringan. Cek prakiraan cuaca BMKG selengkapnya!
detik waktu semakin bergulir